HAJI JAMIL
Tidak, ......tidak! .........Gantung saja dia! Tak perlu aku melihat mukanya lagi.
MARJOSO
Benar-benar relakah Pak Kyai?
HAJI JAMIL
Aa..., aku rela!
MARJOSO
Namun, dialah putra yang pernah Pak Kyai harapkan, dialah putra yang pernah Pak Kyai
bisikkan dalam telinganya kalimat azan tatkala ia lahir. Masih ada beberapa saat lagi di mana bapak mungkin bisa mengharapkan sesuatu darinya, penyesalan umpamanya, atau taubat nasukha.
HAJI JAMIL
Tidak! Tidak ada gunanya sedikitpun mengharap dalam nama Allah.
MARJOSO
Tidak inginkah Pak Kyai agar Ahmad mati dengan menyebut nama Allah?
HAJI JAMIL
Tidak!
MARJOSO
Tidak, Pak Kyai?
HAJI JAMIL(setengah mengharap)
Oh, Marjoso ............. Aku telah berharap-harap dan harapanku dihancurkan, dimusnahkannya ..................
MARJOSO
Pak Kyai, aku mohon sudi kiranya ......
HAJI JAMIL (cepat menyahut)
Tak perlu, Marjoso, tak perlu aku lihat mukanya lagi.
MARJOSO (berfikir sejurus)
Baiklah Pak Kyai, saya sudah menawarkan kesempatan.
(memanggil seorang prajurit)
Sersan!
(seorang prajurit menghadap)
Sudah siap regu tembak?
SERSAN
Siap, Pak!
HAJI JAMIL (bingung dan gugup)
Nanti dulu, dia akan ditembak sekarang?
MARJOSO
Saya menundanya hanya untuk memberikan kesempatan pada Pak Kyai.
HAJI JAMIL (mengeluh)
Oh, Tuhan, mengapa kau timpakan bencana ini kepada hamba-Mu? Hamba-Mu yang
tak sekejappun melupakan engkau!
MARJOSO
Pak Kyai!
HAJI JAMIL
Mengapa justru di akhir hayatku Engkau panggil semua yang kucintai.
MARJOSO
Tawakallah Kyai!
HAJI JAMIL (menenangkan dirinya)
Asstaghfirullah! ........... Ampunilah aku lantaran menyesali engkau
KEPADA MARJOSO
MARJOSO (memerintah Sersan)
Sersan! Bawa Ahmad menghadap!
SERSAN
Siap, Pak!
BERANGKAT
MARJOSO
Tenangkanlah jiwa Pak Kyai.
HAJI JAMIL
Aku telah kehilangan segala-galanya.
MARJOSO Kecuali iman, Pak Kyai
Rabu, 07 Maret 2012
alakadarnya
20.38
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar