February 19th, 2011
By: yudho
Kebanyakan orang gagal dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasi kebutuhannya, dimana jika keperluan
menjadi kebutuhan, apalagi keinginan menjadi kebutuhan, maka hal tersebut
secara psikologis dan ekonomis akan menjadi beban bagi dirinya. Kebanyakan
orang pada umumnya tak bisa membedakan mana kebutuhan, mana keperluan, dan mana
keinginan. Selain ada target yang harus kita tetapkan. Kita harus melakukan
pentahapan yang jelas dalam agenda kerja kita. Setiap program harus kita bagi
tiga :
1. Jangka pendek
2. Jangka menengah
3. Jangka Panjang
tentu saja jangka pendek merupakan
garapan paling mendesak, baru program jangka menengah dan jangka panjang. Begitu
pula urgensinya, selalu dicari mulai yang paling penting, baru yang agak
penting, selanjutnya yang kurang penting.
Dalam melaksanakan semua ini,
sangant diperlukan adanya jadwal kerja (time schedule) yang jelas. Di dalamnya
juga ada pembagian tugas dan skala prioritas. Orang yang tidak terbiasa
menetapkan skala prioritas, kerjanya hanya berdasarkan ingatannya saja. Kalau
ingat dikerjakan, jika lupa dibiarkan hingga waktu berlalu dan terbuang
percuma.
Dengan rencana dan kerja yang tertib
dan disiplin, lebih mudah mencapai tujuan. Mana yang paling penting, segera
dikerjakan sehingga tidak ada yang tercecer belum dikerjakan.
Skala prioritas adalah salah satu
cara untuk mencapai efektivitas kerja yang tinggi. Masalah bisa muncul setiap
saat, bahkan sering juga masalah muncul secara bersamaan. Jika skala prioritas
tidak diaplikasikan, maka penyelesaian masalah menjadi tidak efektif.
Orang sukses senantiasa memegang
prinsip skala prioritas dalam menyelesaikan banyak masalah.
SAMARINDA - Badan Nasional Pengelola Perbatasan
(BNPP) secara bertahap sejak 2012 akan memberikan prioritas pembangunan yang
terkait peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terhadap 15 kecamatan
pada tiga kabupaten di Kaltim yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
Malaysia hingga tahun 2014.
Hal itu dikatakan
Sekretaris BNPP, Sutrisno pada Lokakarya Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kawasan Perbatasan di Samarinda, Selasa (29/3). Terkait pembangunan
kawasan perbatasan yang lebih baik di Kaltim.
Sutrisno
menjelaskan posisi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia berada pada
peringkat 107 dunia dari 159 negara, dengan rata-rata nilai IPM mencapai 71,17
yang berada di bawah India dan Malaysia.
Sementara itu,
angka IPM Provinsi Kaltim tercatat 74,52 dan berada pada peringkat Lima
Nasional di bawah DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Riau dan DI Yogyakarta.
"Walaupun
angka IPM Kaltim dan kabupaten di perbatasan cukup membesarkan hati dan
membanggakan, akan tetapi secara kualitatif kondisi kesehatan, pendidikan dan
ketenagakerjaan serta transmigrasi masih tetap membutuhkan upaya peningkatan
dan penyempurnaan secara terus-menerus," ujarnya.
Dengan lokakarya
ini diharapkan tersedianya data untuk pembangunan IPM, khususnya yang terkait
bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan transmigrasi sesuai dengan
skala yang diprioritaskan.
"Lokasi
prioritas pembangunan IPM di Kaltim terbagi tiga tahap yang dimulai pada 2012
dilakukan pada empat kecamatan, kemudian 2013 untuk lima kecamatan dan pada
2014 masuk di empat kecamatan yang mendapatkan bantuan berupa dana, pelatihan
serta pembangunan sarana dan parasarana penunjang yang terkait dengan upaya
peningkatan IPM," ujarnya.
Pembangunan IPM
kawasan perbatasan, ujarnya bertujuan untuk mengetahui target kemajuan ekonomi
dan pembangunan suatu provinsi dengan indikator terjadinya peningkatan
pendidikan, kesehatan serta ketenagakerjaan dan transmigrasi.
Kawasan perbatasan
di seluruh Indonesia, masih memiliki banyak ketertinggalan dibanding kawasan
lain, diantaranya pada aspek sosial dan budaya yang masih memprihatinkan, tidak
berkembangnya ekonomi dan belum termanfaatkannya potensi di kawasan perbatasan.
"Selain itu,
kawasan perbatasan memerlukan keamanan. Kesejahteraan tanpa keamanan akan
menjadikan kawasan perbatasan rapuh, sementara kesejahteraan tanpa keamanan
tidak akan langgeng," ujarnya.
KESENJANGAN
Secara terpisah, Kepala Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Badan Pengelola
Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal, Dr Daroni mengatakan,
kesenjangan ekonomi antara Indonesia dan Malaysia terasa sangat lebar, padahal
potensi ekonomi yang dimiliki oleh kecamatan-kecamatan di kawasan perbatasan
sangat besar dan dapat bersaing dengan pasar Negara tetangga.
Menurut Daroni terdapat tiga tujuan
pembangunan kawasan perbatasan di Kaltim, yaitu memacu pertumbuhan sosial
ekonomi, mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi
disparitas dan disintegrasi bangsa sehingga mampu menunjang sistem
pertahanan-keamanan Negara.
Pembangunan kawasan perbatasan, ujarnya,
masih mengalami beberapa kesenjangan diantaranya rendahnya sarana dan prasarana
seperti pemerintahan, perhubungan, sekolah, kesehatan, dan lain-lain.
Kesenjangan lainnya adalah kesenjangan antar dua Negara antara
Indonesia-Malaysia.
"Kualitas Sumber Daya Manusia kita
masih belum merata dan pembangunan belum optimal. Sementara itu, kawasan
perbatasan di Kaltim sebagian besar adalah kawasan konservasi, sedangkan di
pihak Malaysia adalah Kawasan Budidaya Non Kehutanan. Ini yang membuat
kesenjangan ekonomi kedua Negara semakin lebar," ujarnya.
Untuk itu, Pemprov Kaltim melalui Badan
Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal memiliki strategi
untuk percepatan pembangunan diantaranya penguatan ekonomi kemasyarakatan
dengan pembentukan titik-titik sentra produksi lokal, percepatan pembanguan
infrastruktur dan sarana lainnya, peningkatan kesadaran hukum dan rasa
nasionalisme.
Konsep yang akan dikembangkan adalah
membuat jalan di perbatasan sepanjang 1.083 kilometer dan di kiri-kanan jalan
tersebut akan dikembangkan budidaya perkebunan dan pertanian tanaman pangan
bersadar kan pada kesesuaian dan karakteristik lahan masing-masing kecamatan.
"Selain itu, kita juga akan melakukan
mix farming dengan perpaduan antara tanaman pertanian dan usaha pemeliharaan
ternak dengan skala ekonomis, kurang lebih empat hektar per empat ekor ternak,
" ujarnya.(yul/hmsprov)
·
Skala prioritas bisa sebagai kondisi yang diharapkan. Jika tidak
dilaksanakan akan membawa dampak negatif. Misal banyak jalan berlubang yang
harus segera ditambal. Dana terbatas. Pilih lokasi yang sering diliwati untuk
trasnport sembako.
Di sisi lain dengan melihat pengguna atau pemanfaatnya banyak. Misal, di kawasan perumahan dan permukiman, dominan umat Islam. Perlu masjid. Dana bisa dari pemerintah, donor, bahkan dana masyarakat.
Menghadapi bencana alam, utamakan keselamatan jiwa manusia.
Di sisi lain dengan melihat pengguna atau pemanfaatnya banyak. Misal, di kawasan perumahan dan permukiman, dominan umat Islam. Perlu masjid. Dana bisa dari pemerintah, donor, bahkan dana masyarakat.
Menghadapi bencana alam, utamakan keselamatan jiwa manusia.
materi
referensi
pengertian skala prioritas dalam
ekonomi
Pemenuhan kebutuhan tidak sekaligus, tetapi harus menerapkan SKALA PRIORITAS
Pengertian skala prioritas yaitu mengutamakan kebutuhan mana yang harus didahulukan.
Skala prioritas dalam kehidupan
Skala prioritas adalah salah satu cara untuk mencapai efektivitas kerja yang tinggi. Masalah bisa muncul setiap saat, bahkan sering juga masalah muncul secara bersamaan. Jika skala prioritas tidak diaplikasikan, maka penyelesaian masalah menjadi tidak efektif.
Orang sukses senantiasa memegang prinsip skala prioritas dalam menyelesaikan banyak masalah.
Pemenuhan kebutuhan tidak sekaligus, tetapi harus menerapkan SKALA PRIORITAS
Pengertian skala prioritas yaitu mengutamakan kebutuhan mana yang harus didahulukan.
Skala prioritas dalam kehidupan
Skala prioritas adalah salah satu cara untuk mencapai efektivitas kerja yang tinggi. Masalah bisa muncul setiap saat, bahkan sering juga masalah muncul secara bersamaan. Jika skala prioritas tidak diaplikasikan, maka penyelesaian masalah menjadi tidak efektif.
Orang sukses senantiasa memegang prinsip skala prioritas dalam menyelesaikan banyak masalah.
0 komentar:
Posting Komentar